Dewi Aryani Suzana: Doa Bersama Lintas Agama Hari Bhayangkara ke-78 Jadi Simbol Kuatnya Hubungan Antar Umat Beragama


Keprinews
, Jakarta, 28 Juni 2024 – Direktur Operasional Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana, turut serta dalam doa bersama lintas agama yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Bhayangkara ke-78. Acara tersebut berlangsung di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat(28/06/2024).

Doa bersama ini diikuti oleh sekitar 3000 orang yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Mereka terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, badan eksekutif mahasiswa, organisasi kemasyarakatan, serta pemuda dari seluruh elemen masyarakat. Kehadiran mereka mencerminkan eratnya persatuan dan kesatuan anta rumat beragama yang dilandasi oleh nilai-nilai toleransi.

Dewi mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu wujud nyata dari sinergi antara Polri dan stakeholder terkait dalam upaya mewujudkan Indonesia emas.

"Melalui doa bersama lintas agama ini, kita menunjukkan bahwa keberagaman yang kita miliki adalah kekuatan untuk membangun bangsa. Toleransi dan kebersamaan adalah fondasi utama dalam menciptakan kedamaian dan kemajuan bagi Indonesia,"ujarnya.

Acara doa bersama ini, menurut Dewi, juga menjadi simbol kuatnya hubungan antar umat beragama di Indonesia. Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk terus menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama.

“Dengan demikian, Indonesia bisa terus maju dan berkembang menjadi negara yang aman, damai, dan sejahtera,” ucapnya.

Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Presiden ke 10 dan 12 Muhammad Jusuf Kalla, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jendral Agus Subiyanto, Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI K.H. Anwar Iskandar, serta jajaran pejabat TNI-Polri. () 

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA