TUDUNG MANTO SUKSESKAN MTQ KE -IX , (PISWAN) DPRD KABUPATEN LINGGA AJAK PROMOSIKAN KE DAERAH LUAR BAHKAN SAMPAI KE TINGKAT NASIONAL

Lina Nasiruddin Ketua Persatuan Istri Dewan (Piswan) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lingga

Keprinews.com
, Lingga - Selain menciptakan masyarakat Kabupaten lingga yang Qurani . Melalui Perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Ke -IX pada bulan Maret yang lalu ,di lapangan atletik yang terletak di Kecamatan Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga, provinsi Kepulauan Riau, membangkitkan semangat Ketua Persatuan Istri Dewan (Piswan) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lingga, Lina Nashiruddin.

Lina Nasiruddin mengungkapkan, pihaknya mengenakan penutup kepala Tudung Manto tersebut bertujuan untuk mempromosikan keelokan Tudung Manto pada masyarakat khususnya generasi muda kaum perempuan yang eksentrik dengan ciri khas budaya Melayu.

Persatuan Istri Anggota Dewan (Piswan) saat menghadiri kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-IX Tingkat Kabupaten Lingga

Warisan budaya Tudung Manto tidak akan pernah lekang di kabupaten lingga bunda tanah Melayu . Untuk itu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lingga melalui para istrinya yang tergabung dalam Persatuan Istri Anggota Dewan (Piswan) saat menghadiri kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-IX Tingkat Kabupaten Lingga seragam mengenakan kain penutup kepala yang dikenal dengan Tudung Manto Sebagai wujud kebanggan dan bertujuan untuk mempromosikan nya.

“Dengan menggunakan Tudung Manto di acara event besar seperti ini diharapkan dapat mempromosikan dan memperlihatkan kepada anak muda sebagai generasi penerus agar dapat turut serta menjaga dan melestarikan juga mengembangkan Tudung Manto,” kata Lina Nashiruddin.

event besar Tudung Manto

Untuk diketahui, Tudung Manto telah memiliki sertifikat dan diakui Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Kementerian Hukum dan HAM yang berasal dari Kabupaten Lingga. 

Lina Nashiruddin berharap keberadaan Tudung Manto tidak hanya sebatas dilestarikan namun juga harus dapat berdampak pada kehidupan sosial dan perekonomian bagi masyarakat maupun pemerintah daerah.

“Dengan ikut andil dalam pelestarian Tudung Manto tentunya kita berharap kelestarian ini dapat lebih maju dan bisa merambah ke luar daerah,” tambah Lina Nashiruddin.

Persatuan Istri Dewan (Piswan) sepakat jika Tudung Manto yang telah mengantongi sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia ini harus dapat benar-benar dilestarikan dan dikembangkan hingga dapat berdampak pada perekonomian masyarakat kabupaten lingga.

Untuk itu Lina Nashiruddin , mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya kaum perempuan generasi muda untuk dapat menjaga dan melestarikan serta bersama-sama mempromosikan Tudung Manto ke daerah luar bahkan ke taraf nasional dan internasional.

" Kami Para istri anggota DPRD Kabupaten Lingga ini telah sepakat terhadap upaya yang tengah digalakkan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lingga yang mana beberapa waktu lalu tepat pada pada tanggal 07 Maret 2022 sampai dengan 21 Maret 2022 menggelar pelatihan pengrajin tenun Tudung Manto yang dilaksanakan di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau," Tutupnya.

Sementara itu istri dari Bupati lingga , Marathusholiha juga ikut memberikan dorongan dan motivasi karena Kegiatan ini juga difungsikan untuk memotivasi masyarakat guna mempertahankan kecintaan kita produk lokal yang merupakan khazanah kebudayaan Melayu.

“Kita harus serius dan fokus dalam mempertahankan dan melestarikan warisan budaya asli Kabupaten Lingga ini, agar lebih bisa dikenal lebih luas oleh masyarakat luar. Jangan sampai warisan ini tenggelam, dan pada akhirnya diambil daerah lain,” tegas Marathusholiha yang merupakan istri dari Bupati Lingga Muhammad Nizar.

Sebagaimana diketahui, Tudung Manto telah mendapatkan HAKI, sejak 2010 dengan pengakuan secara perorangan atau pribadi. Dan seiringnya waktu, pada tahun 2021 Hak Cipta atas Tudung Manto kini melekat pada pemerintah Kabupaten Lingga. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka perlindungan Pengetahuan Tradisonal berdasarkan Undang-undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta.

“Saya mengajak untuk mewariskan keterampilan menekat Tudung Manto, dengan cara melakukan perekrutan generasi muda, demi melestarikan khazanah bangsa Melayu,” kata Marathusholiha.

Senada dengan yang disampaikan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lingga. Muhammad Nizar selaku Bupati Lingga juga mendorong dan memberikan dukungan terkait melestarikan dan mempromosikan serta meningkatkan produksi kerajinan tangan penutup kepala Tudung Manto.

Menurut Bupati Lingga Muhammad Nizar, sebelum diadakan pelatihan pengrajin Tudung Manto, ia mencatat hanya terdapat 20 orang pengrajin Tudung Manto. Hal itu diungkapkan Bupati Lingga Muhammad Nizar pada 13 November 2021 saat membuka secara resmi kegiatan Fashion Show Tudung Manto yang ditaja oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga, di Taman Tanjung Buton, Daik Lingga.

“Saat ini hanya tersisa 20 pengrajin, dan untuk kedepannya harus mendapat penambahan jumlah pengrajin, untuk peningkatan jumlah produksinya,” kata Bupati Lingga Muhammad Nizar.

Untuk melestarikan dan meningkatkan jumlah prosuksi Tudung Manto, Bupati Lingga meminta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Lingga bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lingga untuk bergandengan melakukan upaya menciptakan pengrajin-pengrajin baru Tudung Manto dan meningkatkan jumlah produksi Tudung Manto.

"Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lingga bersama-sama sepakat dan mengajak seluruh elemen masyarakat Kabupaten Lingga yang dijuluki Bunda Tanah Melayu ini untuk melestarikan dan mempromosikan Tudung Manto kedaerah luar, nasional maupun internasional." Pungkas Bupati lingga M. Nizar, S.Sos.





Awalludin




Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA