Warisan Leluhur Tradisi Mandi Safar Di desa penuba , Kec Selayar, Kab Lingga


Tradisi Mandi Safar masih di lestari kan dan di lakukan Masyarakat penuba, kec selayar(foto: Awalludin)
KepriNews.com, Lingga -Tradisi Mandi Safar masih di lestari kan dan di laku kan Masyarakat penuba, kec .selayar, Kabupaten Lingga, Kepri. Tradisi lama yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam ini digelar setiap tahun di Bulan Safar dalam hitungan Tahun Hijriah. 

Bertepatan  Rabu ke tiga di bulan safar   Rabu 23 oktober 2019 Sesuai dengan namanya, tradisi ini dilaksanakan dengan di awali Do'a bersama di dalam masjid AL - IHHLAS tanjung tungga di lanjutkan dengan acara mandi mandi bersama di objek wisata pantai busung yang tujuannya untuk menolak bala dan membersih kan diri.
objek wisata pantai busung (foto: Awalludin)


“Tradisi Mandi Safar ini sudah dilaksanakan sejak zaman Sultan Riau Lingga, Sultan Abdulrahman Muazamsyah yang memerintah tahun 1883-1911,” hingga sampai sekarang tradisisi  ini masih di laku kan tidak hanya di Desa penuba  tapi  seluruh masyarakat kab lingga pada umum nya melaksana kan Tradisi tersebut ujar nya.


“Makna sosial yang diambil dari kegiatan ini adalah terjalinnya hubungan silaturahmi antar keluarga dan masyarakat yang ditandai dengan kekompakan dan kebersamaan,” 

Selain menjalin hubungan silaturahmi, makna lain yang diambil dari pagelaran Mandi Safar adalah sebagai sarana untuk introspeksi diri. Baik secara lahiriah maupun secara batin dan mengharapkan rida dari Allah SWT. Dan untuk melestarikan budaya lama yang sudah ada di daerah ini sejak ratusan tahun yang lalu.

“Bulan Safar dikenal sebagai bulan naas, jadi perlu menjadi intropeksi bagi seluruh kalangan. Tradisi menolak bala dari seluruh marabahaya ini harus tetap kita jaga dan lestarikan,” ujar kepala desa penuba  Safri.

Tradisi Mandi Safar juga dilaksanakan masyarakat Lingga umumnya. Ada yang melaksanakannya secara berkelompok di tempat pemandian umum, pantai dan ada juga yang melaksanakannya di sekitar masjid-masjid yg berada di kab lingga.

Ke depannya, kegiatan Mandi Safar di harapkan guna menjadi daya tarik wistawan luar untuk berkunjung ke opjek wisata yg berada di Kabupaten Lingga. 

Dalam acara Do'a selamat  tersebut tampak hadir kepala desa penuba ,perangkat Rt / Rw dan beberapa tokoh dan pengurus masjid, beserta masyarakat yang hadir.
( Awalludin/Atn )

Editor:ana

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA