Dalam Rangka Memperingati MILAD VII Pondok Pesantren Tahfizh Baitul Qur’an Sepena dengan Hari Santri Nasional 16 Oktober 2019

Keprinews.com, Lingga,Dabo singkep-Pada 22 oktober mendatang merupa kan hari puncak,  yang biasa diadakan wisuda akbar 1, 5, 15, 20, 30 juz . Pada setiap tahun nya, anak-anak di targetkan untuk menamatkan hafalan Al Qur’an sesuai dengan kemampuannya masing-masing, dan pada tahun ini sebanyak 11 Hafidzah akan melafalkan 30 juz yang akan dikukuhkan.

Dalam acara MILAD ini terdapat juga kegiatan untuk menghubungkan minat dan bakat anak, jadi anak-anak pondok bukan Berarti tidak biasa berkeasi, tapi akan kami kembangkan, kaki gali, akan kami jadikan wadah untuk mengekspisasikan kemampuan mereka baik secara individu maupun kelompok.
Anak santri pondok pesantren Tahfidz Baitul Qur’an(foto : Awalludin)

Biasanya kegiatan pengembangan minat dan bakat ini disebut dengan BQ festival atau di singkat dengan BQ fest. Diadakan H-7 acara puncak dan setiap tahunnya BQ mengundang penceramah/ustad kondang dari ibu kota.

Dari mudir pondok pesantren Tahfidz Baitul Qur’an H. Muhamad Nizar MA, juga menyampaikan dengan MILAD VII ini agar bisa bersyukur kepada Allah SWT, karena telah berusia 7 tahun keberadaan pompes taitul Qur’an ini.

Dan diharapkan rangkaian kegiatan kemeriahan MILAD VII ini dapat dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat dan santri khususnya agar menjadi berkah, syiar Al Qur’an ini bisa terasa menyentuh sendi-sendi khidupan masyarakat.

Ada pun beberapa Narasumber dari kepala sekolah SMA Baitul Qur’an Encek Rosiana S.Pd, ketua panitia milad internal Liana Anyelirlia S.pd dan kordinator acara Nur Aisyah Dewi serta modir pondok pesantren Baitul Qur’an Haji Muhamad Nizar MA, beserta pendiri pondok pesantren Tahfihz Baitul Qur,an Drs Abu Hasim MM.

( Awalludin/ ATN )

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA