KepriNews,BATAM - Kelurahan Kasu, Kecamatan Belakangpadang darurat
penyakit Demam Berdarah Degue (DBD). Tak tanggung-tanggung, selama tiga
bulan terakhir setidaknya ada 20 anak masuk Rumah Sakit Badan
Pengusahaan (dulunya RSOB) Sekupang karena DBD dan bahkan satu orang
meninggal dunia.
photo ilustrasi |
Kondisi tersebut mendapat perhatian serius dari Wakil Ketua DPRD Batam,
Iman Sutiawan. Menurutnya, ini sudah darurat dan tidak bisa dibiarkan
tanpa tindakan kongkrit. Karenanya, ia meminta Pemko Batam melalui Dinas
Kesehatan (Dinkes) untuk turun langsung ke Pulau Kasu.
"Bukan sekedar masuk rumah sakit, DBD di Kasu sudah menelan korban satu anak meninggal dunia, ini harus menjadi perhatian serius," tegas Iman ke awak media, Selasa (5/1) di kantor DPRD Batam.
Tidak hanya itu, lanjut putra asli Pulau Kasu ini, bersamaan berita ini dirilis, Ketua DPD Gerindra Kepri ini kembali mendapat laporan dari konstituennya bahwa ada tiga orang penderita DBD masuk RSBP Batam di Sekupang.
"Siang ini saja saya menerima tiga laporan lagi, ada tiga anak dirujuk ke RSBP Sekupang karena DBD," terang Iman.
Dengan kondisi saat ini, kata Iman, ia tidak ingin menyalahkan siapa-siapa, tetapi yang terpenting harus ada tindakan kongkrit sebelum jatuh korban selanjutnya.
"Kalau sudah darurat begini, harusnya Dinkes dan Puskesmas setempat turun langsung memberikan pelayanan pencegahan dengan mendatangi rumah warga yang terindikasi DBD dan juga sekaligus melakukan foging," ujarnya.
Diakui Iman, bahwa pernah ada pengasapan (foging) yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, namun demikian pelaksanaan foging tersebut terkesan seadanya, karena tidak semua daerah difoging. Sehingga kondisi di Pulau Kasu masih rawan DBD.
Senada juga disampaikan tokoh masyarakat Perum Taman Lestari, Batuaji, Rudi, bahwa sudah saatnya Dinkes waspada penyakit DBD, karena penyebaran penyakit ini tidak hanya di Pulau Kasu, tetapi hampir setiap tempat ditemukan kasus warga terjangkit penyakit DBD.
Seperti halnya di RT 1 RW 14 Perum Taman Lestari, Kelurahan Kibing, Kecamatan Batuaji, pada Selasa (5/1) siang setidaknya ada 4 orang warga yang terjangkit DBD dan dilarikan ke puskesmas setempat.
"Jangankan di hinterland, di meandland saja sekarang marak DBD, ini dibutuhkan perhatian serius dari Dinas Kesehatan," tegasnya singkat. hms
"Bukan sekedar masuk rumah sakit, DBD di Kasu sudah menelan korban satu anak meninggal dunia, ini harus menjadi perhatian serius," tegas Iman ke awak media, Selasa (5/1) di kantor DPRD Batam.
Tidak hanya itu, lanjut putra asli Pulau Kasu ini, bersamaan berita ini dirilis, Ketua DPD Gerindra Kepri ini kembali mendapat laporan dari konstituennya bahwa ada tiga orang penderita DBD masuk RSBP Batam di Sekupang.
"Siang ini saja saya menerima tiga laporan lagi, ada tiga anak dirujuk ke RSBP Sekupang karena DBD," terang Iman.
Dengan kondisi saat ini, kata Iman, ia tidak ingin menyalahkan siapa-siapa, tetapi yang terpenting harus ada tindakan kongkrit sebelum jatuh korban selanjutnya.
"Kalau sudah darurat begini, harusnya Dinkes dan Puskesmas setempat turun langsung memberikan pelayanan pencegahan dengan mendatangi rumah warga yang terindikasi DBD dan juga sekaligus melakukan foging," ujarnya.
Diakui Iman, bahwa pernah ada pengasapan (foging) yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, namun demikian pelaksanaan foging tersebut terkesan seadanya, karena tidak semua daerah difoging. Sehingga kondisi di Pulau Kasu masih rawan DBD.
Senada juga disampaikan tokoh masyarakat Perum Taman Lestari, Batuaji, Rudi, bahwa sudah saatnya Dinkes waspada penyakit DBD, karena penyebaran penyakit ini tidak hanya di Pulau Kasu, tetapi hampir setiap tempat ditemukan kasus warga terjangkit penyakit DBD.
Seperti halnya di RT 1 RW 14 Perum Taman Lestari, Kelurahan Kibing, Kecamatan Batuaji, pada Selasa (5/1) siang setidaknya ada 4 orang warga yang terjangkit DBD dan dilarikan ke puskesmas setempat.
"Jangankan di hinterland, di meandland saja sekarang marak DBD, ini dibutuhkan perhatian serius dari Dinas Kesehatan," tegasnya singkat. hms