Rumah Syamsul Anwar Digali, Polisi Dilempari Warga

Kepri News, Medan - Keinginan warga melihat aktivitas pembongkaran lantai bawah tanah di rumah Syamsul Anwar tersangka penganiayaan Pembantu Rumah Tangga (PRT) belum surut. Rasa ingin tahu warga ini bahkan sempat menyulut emosi.

Suasana memanas karena polisi melarang warga menyaksikan lebih dekat pembongkaran lantai rumah Syamsul Anwar di Jalan Beo, Medan, Sumatera Utara.

Warga kemudian melempari petugas karena kesal. Karena merasa terancam, polisi kemudian mengejar para pelempar. Belasan remaja yang diduga kuat melempari petugas akhirnya ditangkap.

Sementara itu, proses penggalian di rumah tersangka Syamsul Anwar terus berjalan. Sedikitnya 12 orang saksi korban didatangkan dalam pengembangan kasus kekerasan dan pembunuhan terhadap PRT di Medan.
Rumah Syamsul Anwar Digali, Polisi Dilempari Warga
Rumah Syamsul Anwar Digali, Polisi Dilempari Warga

Salah seorang saksi merupakan mantan pekerja Syamsul yang berhasil melarikan diri. Ia juga pernah membuat laporan kepada polisi tentang kasus penganiayaan yang dilakukan keluarga Syamsul pada September 2012 silam.

Penggalian lantai rumah keluarga Syamsul ini dilakukan setelah polisi mendapat informasi ada 1 lagi korban yang belum ditemukan. Korban penganiayaan tersebut diduga disimpan dalam peti besi yang kemudian ditimbun di bawah tanah rumah tersangka.

Subscribe to receive free email updates:

DUKUNGAN TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak dari semua perjuangan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan mendapatkan sambutan yang luar biasa dan dukungan yang spontan dari segenap penjuru tanah air. Dinding-dinding rumah dan bangunan, pagar-pagar tembok, gerbong-gerbong kereta api, dan apa saja, penuh dengan tulisan merah “MERDEKA ATAU MATI.” Juga tulisan “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.” Maklumat Pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 telah menetapkan Pekik Perjuangan “MERDEKA”sebagai salam nasional yang berlaku mulai tanggal 1 September 1945. Caranya dengan mengangkat tangan setinggi bahu, telapak tangan menghadap ke muka, dan bersamaan dengan itu memekikkan “Merdeka”. Pekik “Merdeka” menggema di mana-mana di seluruh wilayah Indonesia.KEPRINEWS.COM-MEDIA AKTUAL DAN TERPERCAYA