KepriNews,Batam-Jembatan yang menghubungkan SDN 006 Sei Beduk dan SMAN 16 Batam sudah lama terputus.
Namun hingga kini jembatan yang banyak dilalui pelajar dan masyarakat itu belum juga diperbaiki. Putusnya jembatan yang beralaskan batang kelapa dan di atasanya dibeton semen, telah membuat akses jalan menuju sekolah tersebut jadi terganggu.
Nursalim, salah seorang guru SMAN 16 Batam membenarkan, jembatan yang dibangun Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) itu sudah lama rusak. Karena berat beban, batang kelapa itu patah hingga membuat jembatan itu terputus.
" Sudah lama jembatan itu ambruk. Biasanya pelajar SDN 006 Sei Beduk dan pelajar SMAN 16 Batam, lewat di jembatan itu karena dinilai cepat menuju sekolah," kata Nursalim.
Menurut dia lagi, jembatan itu tidak hanya menghubungkan jalan pintas ke sekolah, namun juga menuju ke Puskesmas Pembantu Sei Beduk. Akibat dari ambruknya jembatan itu, membuat pelajar dan warga harus memutar mengikuti jalan utama baik menuju sekolah maupun ke Puskesmas pembantu.
Edi, salah seorang pelajar SD OO6 tetap nekat melintas di jembatan itu, meskipun sudah terputus. Ia mengaku terpaksa lewat di jembatan itu, karena lebih dekat ke sekolah.
" Saya kan jalan kaki ke sekolah. Kalau mutar mengikuti jalan utama ya pasti jauh. Saya lewati aja jembatan yang sudah roboh itu," ujarnya.
Nurhila, warga setempat mengaku selalu melewati jembatan itu dengan berjalan saat mengantar anaknya sekolah. Namun sejak jembatan itu ambruk, dia tepaksa mengantar anaknya menggunakan sepeda motor.
" Dulu saya hanya jalan kaki, sekarang pakai motor antar anak sekolah," terangnya.
Namun hingga kini jembatan yang banyak dilalui pelajar dan masyarakat itu belum juga diperbaiki. Putusnya jembatan yang beralaskan batang kelapa dan di atasanya dibeton semen, telah membuat akses jalan menuju sekolah tersebut jadi terganggu.
![]() |
Jembatan Ambruk,tak ada Perbaikan |
" Sudah lama jembatan itu ambruk. Biasanya pelajar SDN 006 Sei Beduk dan pelajar SMAN 16 Batam, lewat di jembatan itu karena dinilai cepat menuju sekolah," kata Nursalim.
Menurut dia lagi, jembatan itu tidak hanya menghubungkan jalan pintas ke sekolah, namun juga menuju ke Puskesmas Pembantu Sei Beduk. Akibat dari ambruknya jembatan itu, membuat pelajar dan warga harus memutar mengikuti jalan utama baik menuju sekolah maupun ke Puskesmas pembantu.
Edi, salah seorang pelajar SD OO6 tetap nekat melintas di jembatan itu, meskipun sudah terputus. Ia mengaku terpaksa lewat di jembatan itu, karena lebih dekat ke sekolah.
" Saya kan jalan kaki ke sekolah. Kalau mutar mengikuti jalan utama ya pasti jauh. Saya lewati aja jembatan yang sudah roboh itu," ujarnya.
Nurhila, warga setempat mengaku selalu melewati jembatan itu dengan berjalan saat mengantar anaknya sekolah. Namun sejak jembatan itu ambruk, dia tepaksa mengantar anaknya menggunakan sepeda motor.
" Dulu saya hanya jalan kaki, sekarang pakai motor antar anak sekolah," terangnya.