Kepri News,Natuna-Puncak Gunung Ranai yang menjulang setinggi 1.300 meeter di belakang Kota Ranai dinyatakan sangat layak dijadikan sebagai kawasan wisata bagi para wisman yang menggandrungi exercise yang berbalut tantangan.
Gunung yang seakan-akan tidak ada jarak dengan Kota Ranai itu telah banyak dijajaki oleh para pendaki gunung baik lokal maupun nasional. Kuantitas pendakipun kian hari kian bertambah ramai, terutama sekali oleh mereka yang berasal dari luar daerah, seperti Pontianak, Jakarta dan lain sebagainya.
Hal ini karena daya tarik yang terkandung pada gunung yang berketinggian sedang itu cukup memukau terutama sekali bagi mereka yang menyukai alam gunung dan lanskape. Daya tarik pertama terletak pada letaknya yang tidak jauh dari laut. Hal ini menjajdi daya tarik tersendiri karena gunung tersebut berhadapan langsung dengan laut Natuna yang biru.
Daya tarik selanjutnya pada tingkat natural yang disuguhkan alam Natuna yang belum banyak tersentuh oleh polusi udara dan hiruk-pikuknya dunia moderen. Serta daya tantang yang disuguhkan alam pegunungan itu dikabarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta alam gunung.
Hal di atas mendorong pemerintah untuk membuat sebuah rencana besar guna mengekploitasi puncak gunung itu sebagai kawasan obyek wisata.
Pemerintah akan memfasilitasi kawasan tersebut sebagai kawasan wisata dengan mengambil berbagai langkah. Langkah pertama membuka jalan setapak semi permanen menuju puncak gunung yang berbentuk kotak itu.
Rencana itu sudah lama hanya saja Pemerintah Kabupaten Natuna belum mengaksentuasikannya dalam bentuk kegiatan karena pertimbangan kendala hutan lindung.
Akan tetapi belakangan kegiatan membuka jalan setapak ke puncak gunung itu diketahui diperbolehkan oleh undang-undang selama kegiatan itu tidak sampai mengubah status hutan lindung itu sendiri.
"Rencana itu sudah lama, karena pada pendaki sudah mulai ramai berdatangan ke Natuna, tapi kemarin tidak jadi karena kita takut akan terbentur dengan aturan hutan linndung, tapi ternyata tidak apa-apa membuat jalan setapak asalkan tidak mempengaruhi status hutannya," terang Kadis Pariwisata Kabupaten Natuna, Syamsul Hilal di Sisi Basisir Ranai, Senin (20/10).
Oleh karena itu rencana ini mulai digodok kembali oleh pihaknya guna mendapatkan penganggaran pada tahun-tahun berikutnya.
Hanya saja Hilal mengaku tidak mengetahui kapan rencana itu bisa direalisasikan sebagai sebuah kegiatan. Akan tetapi jelasnya rencana itu akan terus diusulkan untuk dijadikan sebagai sebuah kegiatan.
"Saya belum tahu apakah bisa dianggarkan tahun depan atau tidak, tapi yang jelas akan kita coba usulkan. Dan kalau itu sudah dijadikan sebagai kegiatan pembangunannya akan dilaksanakan oleh Dinas PU Kabupaten Natuna, karena Dispar tidak menangani hal-hal yang bersifat fisik, semoga saja secepatnya bisa terealisasi," pungkasnya.zh
Gunung yang seakan-akan tidak ada jarak dengan Kota Ranai itu telah banyak dijajaki oleh para pendaki gunung baik lokal maupun nasional. Kuantitas pendakipun kian hari kian bertambah ramai, terutama sekali oleh mereka yang berasal dari luar daerah, seperti Pontianak, Jakarta dan lain sebagainya.
Hal ini karena daya tarik yang terkandung pada gunung yang berketinggian sedang itu cukup memukau terutama sekali bagi mereka yang menyukai alam gunung dan lanskape. Daya tarik pertama terletak pada letaknya yang tidak jauh dari laut. Hal ini menjajdi daya tarik tersendiri karena gunung tersebut berhadapan langsung dengan laut Natuna yang biru.
![]() |
Gunung Ranai |
Hal di atas mendorong pemerintah untuk membuat sebuah rencana besar guna mengekploitasi puncak gunung itu sebagai kawasan obyek wisata.
Pemerintah akan memfasilitasi kawasan tersebut sebagai kawasan wisata dengan mengambil berbagai langkah. Langkah pertama membuka jalan setapak semi permanen menuju puncak gunung yang berbentuk kotak itu.
Rencana itu sudah lama hanya saja Pemerintah Kabupaten Natuna belum mengaksentuasikannya dalam bentuk kegiatan karena pertimbangan kendala hutan lindung.
Akan tetapi belakangan kegiatan membuka jalan setapak ke puncak gunung itu diketahui diperbolehkan oleh undang-undang selama kegiatan itu tidak sampai mengubah status hutan lindung itu sendiri.
"Rencana itu sudah lama, karena pada pendaki sudah mulai ramai berdatangan ke Natuna, tapi kemarin tidak jadi karena kita takut akan terbentur dengan aturan hutan linndung, tapi ternyata tidak apa-apa membuat jalan setapak asalkan tidak mempengaruhi status hutannya," terang Kadis Pariwisata Kabupaten Natuna, Syamsul Hilal di Sisi Basisir Ranai, Senin (20/10).
Oleh karena itu rencana ini mulai digodok kembali oleh pihaknya guna mendapatkan penganggaran pada tahun-tahun berikutnya.
Hanya saja Hilal mengaku tidak mengetahui kapan rencana itu bisa direalisasikan sebagai sebuah kegiatan. Akan tetapi jelasnya rencana itu akan terus diusulkan untuk dijadikan sebagai sebuah kegiatan.
"Saya belum tahu apakah bisa dianggarkan tahun depan atau tidak, tapi yang jelas akan kita coba usulkan. Dan kalau itu sudah dijadikan sebagai kegiatan pembangunannya akan dilaksanakan oleh Dinas PU Kabupaten Natuna, karena Dispar tidak menangani hal-hal yang bersifat fisik, semoga saja secepatnya bisa terealisasi," pungkasnya.zh