KepriNews,Karimun-Pemindahan Pedagang dari Pasar Puakang ke Pasar Puan Maimun Kolong di Kabupaten Karimun Provinsi Kepri berlangsung lancar. Hari
kedua pindah tempat baru tersebut, sejumlah ratusan pedagang mengaku
masih belum nyaman dengan suasana pasar baru tersebut. Sejumlah pedagang
yang mendapat lapak dan kios di lantai dua pasar Blok B Puan Maimun
tersebut mengaku kesulitan mengangkat barang dagangannya ke atas.
“Seharusnya pasar sayuran di bawah saja. Kita kesulitan menaikan barang dagangan kita ke atas,” keluh seorang pedagang sayur,Sabtu (23/8/2014).
Sebanyak 186 pedagang pasar segar atau basah seperti ikan, ikan asin, daging tampak sudah menempati lapak di lantai dasar. Di lantai dasar juga terdapat 28 kios untuk pedagang santan dan bumbu, daging segar, gudang es, gudang ikan daging, dan gudang ayam hidup.
Di
lantai dua, pengelola menyediakan 186 meja untuk pedagang sayuran,
sembako dan bumbu-bumbu. Di lantai ini juga terdapat 87 lapak di lantai
ntuk pedagang kakilima yang sebelumnya juga sebagai pedagang kakilima di
pasar
Pedagang Pasar Puakang di Pindahkan Ke Pasar Maimun Kelong # Puakang.
Sejumlah pedagang di lantai dua inilah yang merasa kesulitan saat mengangkut barang dagangannya ke atas. Kesulitan ini juga harus ditebus dengan upah tambahan bagi tenaga yang mengangkut barang dagangan pedagang ke lantai atas tersebut.
“Ya jadi, tambah biaya angkutnya,” kata pedagang lainnya.
HM Hasbi Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian Perdagangan Karimun selaku pengelola sementara pasar tersebut mengatakan, untuk mengatasi keluhan pedagang di lantai dua tersebut, pemerintah daerah telah memberikan fasilitas lifter di samping pasar.
“Namanya keluhan dan kekurangan pasti ada, itu biasa. Tetapi untuk yang di lantai dua dan lantai tiga kita kan sudah sediakan lifter. Jadi tak ada masalah lagi itu,” jelas Hasbi. Hanya saja, kemarin lifter di pasar itu belum dioperasikan pengelola.
Dari pantauan Tribun, secara umum suasana transaksi di lapak dan kios baru di pasar tersebut terbilang nyaman.
Meski lapak (tempat menaruh dagangan) terbilang sempit, namun ruang bagi pengunjung cukup luas sehingga pengunjung terasa nyaman ketika berbelanja.
Ruang yang cukup luas ruang bagi pembeli membuat pengunjung nyaman membawa putera-puterinya ikut berbelanja di pasar baru tersebut.
“Kalau di Pasar Puakang jangankan bawa anak, bawa belanjaan sendiri saja sulit. Di sini lebih nyaman,” kata seorang pengunjung.
Lantai pasar yang masih bersih dan tidak becek atau tidak seperti di Pasar Puakang, pengunjung lainnya agar berharap tetap terjaga kebersihannya. “Kurangnya tempat sampah saja. Pengelola seharusnya menyediakan tempat sampah,” kata pengunjung lainnya.
Di lantai tiga atau lantai paling atas diperuntukan untuk usaha kuliner. Di lantai ini terdapat lima kedai kopi lengkap dengan meja dan kursi yang disediakan pemerintah daerah dan sebanyak 27 gerobak untuk usaha kuliner. Kemarin, lantai ini masih belum ramai penjual dan masih sepi pembeli. Mengenai fasilitas lainnya, seperti lokasi parkir terbilang cukup memadai. Luasnya lahan parkir juga menjadi nilai lebih.
“Kalau parkir luas begini, pengunjung jadi merasa nyaman,” kata pengunjung lainnya.
“Seharusnya pasar sayuran di bawah saja. Kita kesulitan menaikan barang dagangan kita ke atas,” keluh seorang pedagang sayur,Sabtu (23/8/2014).
Sebanyak 186 pedagang pasar segar atau basah seperti ikan, ikan asin, daging tampak sudah menempati lapak di lantai dasar. Di lantai dasar juga terdapat 28 kios untuk pedagang santan dan bumbu, daging segar, gudang es, gudang ikan daging, dan gudang ayam hidup.
Pedagang Pasar Puakang di Pindahkan Ke Pasar Maimun Kelong |
Pedagang Pasar Puakang di Pindahkan Ke Pasar Maimun Kelong # Puakang.
Sejumlah pedagang di lantai dua inilah yang merasa kesulitan saat mengangkut barang dagangannya ke atas. Kesulitan ini juga harus ditebus dengan upah tambahan bagi tenaga yang mengangkut barang dagangan pedagang ke lantai atas tersebut.
“Ya jadi, tambah biaya angkutnya,” kata pedagang lainnya.
HM Hasbi Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian Perdagangan Karimun selaku pengelola sementara pasar tersebut mengatakan, untuk mengatasi keluhan pedagang di lantai dua tersebut, pemerintah daerah telah memberikan fasilitas lifter di samping pasar.
“Namanya keluhan dan kekurangan pasti ada, itu biasa. Tetapi untuk yang di lantai dua dan lantai tiga kita kan sudah sediakan lifter. Jadi tak ada masalah lagi itu,” jelas Hasbi. Hanya saja, kemarin lifter di pasar itu belum dioperasikan pengelola.
Dari pantauan Tribun, secara umum suasana transaksi di lapak dan kios baru di pasar tersebut terbilang nyaman.
Meski lapak (tempat menaruh dagangan) terbilang sempit, namun ruang bagi pengunjung cukup luas sehingga pengunjung terasa nyaman ketika berbelanja.
Ruang yang cukup luas ruang bagi pembeli membuat pengunjung nyaman membawa putera-puterinya ikut berbelanja di pasar baru tersebut.
“Kalau di Pasar Puakang jangankan bawa anak, bawa belanjaan sendiri saja sulit. Di sini lebih nyaman,” kata seorang pengunjung.
Lantai pasar yang masih bersih dan tidak becek atau tidak seperti di Pasar Puakang, pengunjung lainnya agar berharap tetap terjaga kebersihannya. “Kurangnya tempat sampah saja. Pengelola seharusnya menyediakan tempat sampah,” kata pengunjung lainnya.
Di lantai tiga atau lantai paling atas diperuntukan untuk usaha kuliner. Di lantai ini terdapat lima kedai kopi lengkap dengan meja dan kursi yang disediakan pemerintah daerah dan sebanyak 27 gerobak untuk usaha kuliner. Kemarin, lantai ini masih belum ramai penjual dan masih sepi pembeli. Mengenai fasilitas lainnya, seperti lokasi parkir terbilang cukup memadai. Luasnya lahan parkir juga menjadi nilai lebih.
“Kalau parkir luas begini, pengunjung jadi merasa nyaman,” kata pengunjung lainnya.