Buruh Tewas, Kapal Tongkang Meledak Di Batam |
Kepri News.Com, Batam-Buruh tewas, kapal tongkang yang tengah dikerjakan di kawasan PT Bandar Abadi Ship Builders and Dry-Docks, Tanjunguncang, Batuaji, Batam, meledak Jumat(29/8) sekitar pukul15.30 WIB. Akibatnya, tiga orang tewas, satu hilang dan 18 pekerja terluka.
"Benar ada kapal tongkang meledak. Data yang kami terima, tiga orang meninggal. Yang belum ditemukan satu orang, sementara 18 orang lainnya mengalami luka baik luka ringan maupun berat. Itu data sementara," kata Kapolsek Batuaji Kompol Zaenal Arifin.Informasi di lapangan, saat kejadian, belasan buruh terlempar hingga puluhan meter ke udara setelah terdengar suara ledakan keras. Badan kapal patah dua dan sebagian ada yang hancur. Beberapa pekerja juga ada yang tenggelam ke laut. Hingga kini, satu orang dilaporkan belum ditemukan.
Adapun korban meninggal adalah, Ermanto selaku Project Manager PT Top Grade, Ponirin sebagai blaster painter PT Top Grade dan Gradus Pata, karyawan dari PT Bandar Abadi.
Dua jasad korban meninggal dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam di Batuaji. Satu lagi dibawa RS Caris Medika di Mukakuning.
Sementara, data belasan buruh yang mengalami luka-luka di antaranya, Setiawan mengalami patah tangan dan pinggang, Yulius, Rinto, Lintar, Muhammad Syukir mendapati luka di pipi kiri, Junaidi, Otakulianus, Wahyudi, Yurnalis, Indra, Baoike, Monandiri, Ali Makrus, Junaidi, Darmanto, Baibas dan Muh Erik.
Para pekerja itu, rata-rata mendapati luka di bagian wajah, tangan dan kaki. Mereka juga langsung dilarikan ke RSUD dan RS Caris Medika serta ke RS Awal Bros di Baloi untuk mendapatkan perawatan intensif.
Saat kejadian, puluhan karyawan sedang bekerja di dalam kapal tongkang SWTTP. Mereka ada yang melakukan proses pengelasan, sandblasting serta cleaning.
Tiba-tiba, satu kapal tongkang milik Top Green perusahaan asal Singapura tersebut yang di dalam kapalnya ada gas elpiji meledak. Menurut beberapa sumber, ledakan itu sangat kuat dan menimbulkan getaran hebat hingga ke sejumlah perusahaan galangan kapal lainnya di kawasan Tanjunguncang itu.
"Tadi suaranya sangat kuat. Bahkan ledakan anginnya sampai ketinggian 50 meter. Pekerja itu juga ikut terbang bersama tangki kapal tersebut," ujar Paimin, salah seorang karyawan yang menyaksikan insiden tersebut.
Sementara, di RSUD Embung Fatimah, tampak keluarga sejumlah korban berdatangan. Tak sedikit dari mereka yang menangis histeris mendapati anggota keluarganya mengalami luka parah.
Kapolsek Batuaji, Kompol Zaenal Arifin mengatakan, pihaknya langsung melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan saksi-saksi di lokasi kejadian. Pihaknya juga berkoordinasi dengan unit Identifiksi Polresta Barelang bahkan ke Tim Labfor Mabes Polri cabang Medan.
Pihak kepolisian Batuaji dibantu Brimob Polda Kepri yang tiba di lokasi langsung memasang police line. Pihak kepolisian setempat pun juga berjaga-jaga ketat untuk pengawasan lokasi perusahaan. Bukan hanya itu, anggota TNI AL juga tiba di lokasi guna mengamankan lokasi kejadian tersebut."Selesai kejadian itu, anggota langsung memasang garis police line, agar pekerja lain lainnya tak sembarangan masuk ke lokasi kejadian," kata Kapolsek.
Pascakejadian, para pekerja di galangan itu langsung dipulangkan guna menghindari kemungkinan buruk lainnya. Sementara, informasi meledaknya kapal yang menewaskan tiga orang tersebut dengan cepat menyebar ke warga sekitar.
"Benar ada kapal tongkang meledak. Data yang kami terima, tiga orang meninggal. Yang belum ditemukan satu orang, sementara 18 orang lainnya mengalami luka baik luka ringan maupun berat. Itu data sementara," kata Kapolsek Batuaji Kompol Zaenal Arifin.Informasi di lapangan, saat kejadian, belasan buruh terlempar hingga puluhan meter ke udara setelah terdengar suara ledakan keras. Badan kapal patah dua dan sebagian ada yang hancur. Beberapa pekerja juga ada yang tenggelam ke laut. Hingga kini, satu orang dilaporkan belum ditemukan.
Adapun korban meninggal adalah, Ermanto selaku Project Manager PT Top Grade, Ponirin sebagai blaster painter PT Top Grade dan Gradus Pata, karyawan dari PT Bandar Abadi.
Dua jasad korban meninggal dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam di Batuaji. Satu lagi dibawa RS Caris Medika di Mukakuning.
Sementara, data belasan buruh yang mengalami luka-luka di antaranya, Setiawan mengalami patah tangan dan pinggang, Yulius, Rinto, Lintar, Muhammad Syukir mendapati luka di pipi kiri, Junaidi, Otakulianus, Wahyudi, Yurnalis, Indra, Baoike, Monandiri, Ali Makrus, Junaidi, Darmanto, Baibas dan Muh Erik.
Para pekerja itu, rata-rata mendapati luka di bagian wajah, tangan dan kaki. Mereka juga langsung dilarikan ke RSUD dan RS Caris Medika serta ke RS Awal Bros di Baloi untuk mendapatkan perawatan intensif.
Saat kejadian, puluhan karyawan sedang bekerja di dalam kapal tongkang SWTTP. Mereka ada yang melakukan proses pengelasan, sandblasting serta cleaning.
Tiba-tiba, satu kapal tongkang milik Top Green perusahaan asal Singapura tersebut yang di dalam kapalnya ada gas elpiji meledak. Menurut beberapa sumber, ledakan itu sangat kuat dan menimbulkan getaran hebat hingga ke sejumlah perusahaan galangan kapal lainnya di kawasan Tanjunguncang itu.
"Tadi suaranya sangat kuat. Bahkan ledakan anginnya sampai ketinggian 50 meter. Pekerja itu juga ikut terbang bersama tangki kapal tersebut," ujar Paimin, salah seorang karyawan yang menyaksikan insiden tersebut.
Sementara, di RSUD Embung Fatimah, tampak keluarga sejumlah korban berdatangan. Tak sedikit dari mereka yang menangis histeris mendapati anggota keluarganya mengalami luka parah.
Kapolsek Batuaji, Kompol Zaenal Arifin mengatakan, pihaknya langsung melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan saksi-saksi di lokasi kejadian. Pihaknya juga berkoordinasi dengan unit Identifiksi Polresta Barelang bahkan ke Tim Labfor Mabes Polri cabang Medan.
Pihak kepolisian Batuaji dibantu Brimob Polda Kepri yang tiba di lokasi langsung memasang police line. Pihak kepolisian setempat pun juga berjaga-jaga ketat untuk pengawasan lokasi perusahaan. Bukan hanya itu, anggota TNI AL juga tiba di lokasi guna mengamankan lokasi kejadian tersebut."Selesai kejadian itu, anggota langsung memasang garis police line, agar pekerja lain lainnya tak sembarangan masuk ke lokasi kejadian," kata Kapolsek.
Pascakejadian, para pekerja di galangan itu langsung dipulangkan guna menghindari kemungkinan buruk lainnya. Sementara, informasi meledaknya kapal yang menewaskan tiga orang tersebut dengan cepat menyebar ke warga sekitar.
Lokasi kejadian pun langsung dipenuhi warga yang ingin melihat dari dekat. "Suara ledakan kapal itu sangat keras dan kuat pak. Kami kirain tadi suara apa, ternyata setelah kami lihat berhamburan pekerja keluar, barulah tahu bahwa ada kapal meledek," ujar Siti, salah seorang warga yang tinggal di dekat lokasi kejadian.